Entah sejak kapan aku mulai
merasakan getaran-getaran di hati ini. Mungkin saat pertama kali aku menangkap
sosokmu dari sepasang mataku di kantin depan sekolahku. Waktu itu kamu cuek
banget, tapi sejak tatapn pertama itu menarik hatiku untuk menyukai,
menyayangi, juga mencintai kamu, aku mencoba menepis rasa itu, tapi gagal ! dan
yang terjadi hatikupun mengikutinya.
***
Warna senja sudah semakin terlihat
jelas, mataharipun mulai condong ke arah barat, rintik hujan terus membasahi
tubuhku, ku biarkan saja, ku nikmati semua itu bersamamu.
Sore
itu kamu ajak aku menikmati suasana senja, kamu yang jemput aku, kamu yang
kendarain motornya, dan aku yang jadi peta. Aku bawa kamu ke tempat yang belum
pernah kamu datengin. Disitu kamu nembak aku, kamu bilang kamu cinta aku, dan
kamu minta aku buat jadi pacar kamu, aku kaget banget, aku bingung, baru
beberapa minggu kita kenal Cuma lewat sms’an, dan sekarang secara langsung kamu
nembak aku, aku ragu, tapi kamu yakinin aku, waktu itu nembaknya di tembok pinggair
danau kan,, pengen nyebur kan kamu ?, aku buru-buru aja nerima kamu.
***
Gerimisnya nggak berenti-berenti,
dingin banget pula. Namanya juga Bogor. Baju kita hampir lepek looh, alhasil
kita neduh di bawah pohon, dingin udara Bogor maksa kamu buat pegangin tangan
aku terus. Itu adalah senja paling romantis dalam hidupku.
Munggkin hujan mulai bosan membasahi
tubuh kamu dan aku yang lagi berbahagia ini. Senja juga hampir berganti petang,
kamu ajak aku pulang. Dan sampai disini kisah kita hari ini.
***
Setibanya di rumah aku tak
henti-hentinya memikirkanmu, senyumku terus mengembang mengikuti langkahku
menuju tempat ku meluapkan segala rasaku ketika aku menutup mata dan mengunci
pintunya. Kamarku.
***
Hari
demi hari telah kami lewati, aku menjalani hari-hariku bersama kamu,
kemana-mana pasti sama kamu. Nggak kebayyang deh kalau aku tanpa kamu. Pasti
aku nggak bisa, karena, aku maunya aku kamu ikutin terus.
***
Selama
ini aku jalan dan nyari-nyari hal apa aja sih yang bisa bikin kamu bahagia
terus saat bersama aku. Tapi sayangnya aku gagal. Ih tapi nggak gagal-gagal
banget ko, buktinya kamu betah di temenin aku J.
Sebenernya
yang banyak salah itu aku, seharusnya aku yang selalu ucapin maaf, bukan kamu.
Kamu itu baik, baik banget. Aku yang jahat, aku yang salah.
Tapi
walau aku jahat, kamu tetap baik sama aku, kamu selalu nurutin maunya aku, kamu
nggak pernah bosan temenin aku kemanapun aku mau. Aku tau kamu malu kan sama
temen-temen kalau tiba-tiba aku manyun, nangis, dan minta pulang. Tapi kamu
nggak pernah marah, kamu juga kesel kan kalau aku suka minta ini itu setiap
jalan ke mall, tapi kamu nggak marah, malah tetap turutin itu semua, walau
waktu itu pas banget kan uang kamu tinggal 60 ribu, tapi kamu bela-belain
beliin baju buat aku. Kamu bilang kamu nggak mau aku marah kalau nggak di
turutin, padahal aku nggak bakal marah, paling cuma sedih.
Kamu
selalu ikutin apa maunya aku, biar aku tetetp senyum, tapi aku tetap manyun,
jadi deh kamu galak, kalau kamu galak aku nggak jadi manyun deh, aku nggak bisa
pergi atau di tinggal pergi sama kamu.
***
8
bulan berlalu kita jadi semakin deket, aku kenal keluarga kamu, kamu kenal
keluarga aku. Aku jadi nggak jaim lagi sama kamu, kamu juga ! jadi lebih sering
menghina aku. Aku ngerti kalau kamu Cuma bercanda, tapi ya namanya di hina
siapa si yang nggak sakit hati. Kamu katain aku bau lah, jorok lah, jelek lah,
norak lah, di depan temen-temen aku loh. Aku nggak marah, padahal aku sakit hati
banget. Tapi aku cuma cengir-cengir dongo aja kan. Walaupun kamu juga bau tapi
aku nggak ngatain kamu, karena aku nggak mau kamu malu, apa lagi sampe sakit
hati, aku nggak mau kamu ngerasain hal yang sama kayak yang aku rasain. Aku
memang sudah terbiasa dengan hinaan-hinaan itu, tapi semakin aku mencoba
membiasakan diri, semakin aku mencoba
kuat, aku semakin sakit.
Rasanya
semakin mau lari dari kamu, dari rasa ini, tapi aku sadar kamu manusia biasa,
aku juga sering salah sama kamu, tapi kamu selalu maafin aku, jadi apa salahnya
aku menangis dan menahan sakit hati demi melihatmu tersenyum. Kini biar saja
aku yang merasakan sakit itu sendirian, aku nggak mau kamu marah dan pergi, aku
nggak bisa kalau nggak ada kamu. Bagi aku 8 bulan itu nggak bentar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar