assalamualaikum

Selasa, 02 Oktober 2012

hey


Hey
            Entah sejak kapan aku mulai merasakan getaran-getaran di hati ini. Mungkin saat pertama kali aku menangkap sosokmu dari sepasang mataku di kantin depan sekolahku. Waktu itu kamu cuek banget, tapi sejak tatapn pertama itu menarik hatiku untuk menyukai, menyayangi, juga mencintai kamu, aku mencoba menepis rasa itu, tapi gagal ! dan yang terjadi hatikupun mengikutinya.
***
            Warna senja sudah semakin terlihat jelas, mataharipun mulai condong ke arah barat, rintik hujan terus membasahi tubuhku, ku biarkan saja, ku nikmati semua itu bersamamu.
Sore itu kamu ajak aku menikmati suasana senja, kamu yang jemput aku, kamu yang kendarain motornya, dan aku yang jadi peta. Aku bawa kamu ke tempat yang belum pernah kamu datengin. Disitu kamu nembak aku, kamu bilang kamu cinta aku, dan kamu minta aku buat jadi pacar kamu, aku kaget banget, aku bingung, baru beberapa minggu kita kenal Cuma lewat sms’an, dan sekarang secara langsung kamu nembak aku, aku ragu, tapi kamu yakinin aku, waktu itu nembaknya di tembok pinggair danau kan,, pengen nyebur kan kamu ?, aku buru-buru aja nerima kamu.
***
            Gerimisnya nggak berenti-berenti, dingin banget pula. Namanya juga Bogor. Baju kita hampir lepek looh, alhasil kita neduh di bawah pohon, dingin udara Bogor maksa kamu buat pegangin tangan aku terus. Itu adalah senja paling romantis dalam hidupku.
            Munggkin hujan mulai bosan membasahi tubuh kamu dan aku yang lagi berbahagia ini. Senja juga hampir berganti petang, kamu ajak aku pulang. Dan sampai disini kisah kita hari ini.
***
            Setibanya di rumah aku tak henti-hentinya memikirkanmu, senyumku terus mengembang mengikuti langkahku menuju tempat ku meluapkan segala rasaku ketika aku menutup mata dan mengunci pintunya. Kamarku.
***
Hari demi hari telah kami lewati, aku menjalani hari-hariku bersama kamu, kemana-mana pasti sama kamu. Nggak kebayyang deh kalau aku tanpa kamu. Pasti aku nggak bisa, karena, aku maunya aku kamu ikutin terus.
***
Selama ini aku jalan dan nyari-nyari hal apa aja sih yang bisa bikin kamu bahagia terus saat bersama aku. Tapi sayangnya aku gagal. Ih tapi nggak gagal-gagal banget ko, buktinya kamu betah di temenin aku J.
Sebenernya yang banyak salah itu aku, seharusnya aku yang selalu ucapin maaf, bukan kamu. Kamu itu baik, baik banget. Aku yang jahat, aku yang salah.
Tapi walau aku jahat, kamu tetap baik sama aku, kamu selalu nurutin maunya aku, kamu nggak pernah bosan temenin aku kemanapun aku mau. Aku tau kamu malu kan sama temen-temen kalau tiba-tiba aku manyun, nangis, dan minta pulang. Tapi kamu nggak pernah marah, kamu juga kesel kan kalau aku suka minta ini itu setiap jalan ke mall, tapi kamu nggak marah, malah tetap turutin itu semua, walau waktu itu pas banget kan uang kamu tinggal 60 ribu, tapi kamu bela-belain beliin baju buat aku. Kamu bilang kamu nggak mau aku marah kalau nggak di turutin, padahal aku nggak bakal marah, paling cuma sedih.
Kamu selalu ikutin apa maunya aku, biar aku tetetp senyum, tapi aku tetap manyun, jadi deh kamu galak, kalau kamu galak aku nggak jadi manyun deh, aku nggak bisa pergi atau di tinggal pergi sama kamu.
***
8 bulan berlalu kita jadi semakin deket, aku kenal keluarga kamu, kamu kenal keluarga aku. Aku jadi nggak jaim lagi sama kamu, kamu juga ! jadi lebih sering menghina aku. Aku ngerti kalau kamu Cuma bercanda, tapi ya namanya di hina siapa si yang nggak sakit hati. Kamu katain aku bau lah, jorok lah, jelek lah, norak lah, di depan temen-temen aku loh. Aku nggak marah, padahal aku sakit hati banget. Tapi aku cuma cengir-cengir dongo aja kan. Walaupun kamu juga bau tapi aku nggak ngatain kamu, karena aku nggak mau kamu malu, apa lagi sampe sakit hati, aku nggak mau kamu ngerasain hal yang sama kayak yang aku rasain. Aku memang sudah terbiasa dengan hinaan-hinaan itu, tapi semakin aku mencoba membiasakan diri,  semakin aku mencoba kuat, aku semakin sakit.
Rasanya semakin mau lari dari kamu, dari rasa ini, tapi aku sadar kamu manusia biasa, aku juga sering salah sama kamu, tapi kamu selalu maafin aku, jadi apa salahnya aku menangis dan menahan sakit hati demi melihatmu tersenyum. Kini biar saja aku yang merasakan sakit itu sendirian, aku nggak mau kamu marah dan pergi, aku nggak bisa kalau nggak ada kamu. Bagi aku 8 bulan itu nggak bentar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar