assalamualaikum

Sabtu, 21 Mei 2016

WISATA CURUG MARIUK

Setelah curug leuwi hejo, kali ini gue akan bahas perjalanan gue ke wisata curug mariuk, wisata curug mariuk ini terdapat beberapa curug yang luar biasa kerennya, yaitu curug kembar, curug ciburial, dan curug hordeng. Gw ke curug ini udah 3 kali, yang pertama sama dody aja, kedua sama dody, tati, dan rio, dan ketiga sama dody, desty, july, dwi, riska, romi, dan temennya riska. Hari ketiga setelah lebaran gue sama dody dan temen kerja lainnya ke curug leuwi hejo untuk yang kedua kalinya. Di gang mau ke hejo gue liat ada plank curug kembar cibereum, rasa penasaran gue pun muncul, dan ingin mencoba menyambangi curug kembar tersebut. Empat hari kemudian gue dan dody memutuskan untuk ke curug kembar, karena dipikiran awal jaraknya deket. Karena di spanduknya tertulis 1 KM dari tempat spanduk di pasang. Tanggal 22 Juli 2015 Gue dan dody berangkat ke curug kembar. Kita berangkat dari rumah jam 10:00 am. Naik motor lewat Desa Pasir Mukti. Rutenya sama kayak mau ke curug hejo. Kita masuk gang yang ada spanduk curug hejo dan curug kembar, dipertigaan kalo mau ke hejo belok kanan, ini gue belok kiri, karena gue mau ke curug kembar. Gue dan dody sama sekali gak tau jalan ke curug kembar, tapi karena gue sotoy gue bilang ke dody “Lurus aja dod, deket kok Cuma 1 kilo”, yaudah kita berdua terus aja lurus ikutin jalan. Dan semakin jauh sama sekali ga ada tanda-tanda adanya curug. Kita lewat perkampungan dan jalannya lumayan oke (jalan setapak mulus), jalanannya nanjak terus, dan sama sekali gak ada turunan. Sama sekali ga ada tanda-tanda plank atau apapun tentang curug kembar. Tapi gue dan dody tetep terusin perjalanan sampe kita ketemu sama jalanan bebatuan dan nanjak, disana banyak biker lain lagi pada istirahat, mereka mau ke curug hejo (tapi salah jalan), dody sempet nanya sama seorang diantara mereka, “kenapa berhenti?”, ibu itu jawab “lagi nunggu temen, takut gak kuat, jauh banget soalnya katanya”, weeeewww, tapi gue sama dody gak patah semangat, kita tetep lanjut, jalannya bebatuan gede dan nanjak tinggi banget, banyak warga yang bantu dorong motor tanpa minta upah (Alhamdulillah), sampe atas gue sama dody istirahat dulu di rumah warga sambil makan pop mie, sambil nanya-nanya letak curug kembar, ternyata kita gak nyasar, tapi jalannya emang jelek dan lumayan masih jauh –kata seorang warga-, sempet ketemu juga sama biker lain yang akhirnya turun lagi karena ga kuat  . setelah perut ke isi kita lanjut perjalanan lagi, rutenya emang cukup bagus banget karena Cuma lurus aja ngikutin jalan. Tapi jalannya itu yang bener-bener ancur. Kita lurus terus sampe ketemu papan ala kadarnya bertulis curug kembar. gue ikutin arah papan itu yang ternyata jalannya kecil banget, jalanan sawah, tanahnya kering dan licin, sepanjang jalan banyak warga yang bantu dorong motor (dalem hati gue takut dipinta duit banyak), ternyata free, sampe akhirnya kita ketemu sama bapak-bapak yang megang tiket masuk. Dia bantu dorong motor terus ada warung, di warung dia nyampein banyak kata, begini kalimatnya: “sebelumnya saya mau menyampaikan sesuatu sebelum kalian ke curug kembar, yang pertama terima kasih karena kalian sudah mau dating ke curug ini, kedua kami mohon maaf karena jalan dan fasilitas disini belum memadai karena disini juga baru buka, ketiga untuk masuk ke curug kembar ada biaya 10 ribu per orang dan motor 5 ribu, biaya ini kita kumpulkan untuk pembuatan jalan agar lebih layak dan lebih mempermudah pelanggan, insya allah tahun depan sudah lebih baik lagi, di sepanjang jalan tadi juga adek liat kan kalau banyak warga yang bantu dorong, dan itu free, itu fasilitas dari kami. Nanti kalau di atas adek gak kuat nanjak, adek bisa minta bawain motornya sama warga yang bantu-bantu disana” Kurang lebih seperti itu kalimatnya, dan menurut gue dan dody ini cukup baik, karena dengan hormatnya dia menyampaikan sesuatu terlebih dahulu sebelum kita ke curug. Walau fasilitas belum memadai, tapi gue gak kecewa. Setelah bayar tiket masuk, gue dan dody melanjutkan perjalanan melewati tanah- tanah kering yang licin, ternyata kita harus mengendarai motor di atas gunung yang Cuma dibatasi pagar bambu,

Alhamdulillah gue dan dody sampe juga di atas gunung sana. Dan subhanallah pemandangan di atas sana benar-benar luar biasa, gue bisa menyaksikan puluhan gunung menjulang tinggi dan jelas terlihat, mungkin kalau di hitung lebih dari 10 gunung yang jelas terlihat dari atas sana. Baguuuuuus banget, pemandangan yang wow banget. Dan diatas sana, rasanya semua lelah di perjalanan, yang harus jalan kaki ngejar motor dody karena gue harus turun dari motor, capenya jalan kaki nanjak, udah gak berasa diatas sana. Yang berasa Cuma “GUE BAHAGIA”, amazing banget. Kita sempet foto diatas sana sebelum akhirnya turun lagi untuk mencapai curug kembarnya. Dibawah kita parkir motor, dan turun lagi jalan kaki dari parkiran kurang lebih 500 meter lah. Emang cukup jauh dan sangat cape, tapi bener kata bapa tadi, setelah sampe di curug cape nya ilang, dan gak akan pernah nyesel udah jauh-jauh susah payah dateng ke curug kembar, karena faktanya subhanallah curugnya bagus banget. Demi apapun walau cape, walau harus susah payah, walau jalanan ancur dan fasilitas masih nol. Tapi perjalanan curug kembar bener-bener bikin hati takjub akan indahnya ciptaan Allh SWT, akan indahnya kota Bogor, akan indahnya Indonesia ini. Ini kisah
perjalanan pertama gue dan dody, Dan pada tanggal 27 maret 2016 gue dateng lagi ke curug kembar bareng dody, tati, dan rio. Yang tadinya Cuma mau ke curug kembar, ternyata fasilitas udah oke banget, pintu masuk curug jadi lebih deket, ruang ganti baju udah disediain, dan ternyata disana bukan Cuma ada curug kembar, tapi juga ada curug hordeng, curug buluh, dan curug ciburial, kalo di itung semua total curuggnya ada 5, yang 1 gw blm tau namanya. Semua curug disana bagus-bagus, keren-keren, jalannya juga udah oke, petugasnya ramah-ramah, sungguh menyenangkan. Sekarang disana juga ada area buat campingnya, ada juga homestaynya, bener-bener okelah fasilitas yang disediain. Untuk tiket masuknya di 2016 ini 15 rb/orang, parkir 5 rb/motor . 15 rb itu sudah masuk 5 curug yaaaa… lumayan murah kok dengan pemandangan yang disuguhkan.













WISATA CURUG KEMBAR, CURUG HORDENG, CURUG CIBURIAL, CURUG CIBALIUNG

Setelah curug leuwi hejo, kali ini gue akan bahas perjalanan gue ke wisata curug mariuk, wisata curug mariuk ini terdapat beberapa curug yang luar biasa kerennya, yaitu curug kembar, curug ciburial, dan curug hordeng. Gw ke curug ini udah 3 kali, yang pertama sama dody aja, kedua sama dody, tati, dan rio, dan ketiga sama dody, desty, july, dwi, riska, romi, dan temennya riska. Hari ketiga setelah lebaran gue sama dody dan temen kerja lainnya ke curug leuwi hejo untuk yang kedua kalinya. Di gang mau ke hejo gue liat ada plank curug kembar cibereum, rasa penasaran gue pun muncul, dan ingin mencoba menyambangi curug kembar tersebut. Empat hari kemudian gue dan dody memutuskan untuk ke curug kembar, karena dipikiran awal jaraknya deket. Karena di spanduknya tertulis 1 KM dari tempat spanduk di pasang. Tanggal 22 Juli 2015 Gue dan dody berangkat ke curug kembar. Kita berangkat dari rumah jam 10:00 am. Naik motor lewat Desa Pasir Mukti. Rutenya sama kayak mau ke curug hejo. Kita masuk gang yang ada spanduk curug hejo dan curug kembar, dipertigaan kalo mau ke hejo belok kanan, ini gue belok kiri, karena gue mau ke curug kembar. Gue dan dody sama sekali gak tau jalan ke curug kembar, tapi karena gue sotoy gue bilang ke dody “Lurus aja dod, deket kok Cuma 1 kilo”, yaudah kita berdua terus aja lurus ikutin jalan. Dan semakin jauh sama sekali ga ada tanda-tanda adanya curug. Kita lewat perkampungan dan jalannya lumayan oke (jalan setapak mulus), jalanannya nanjak terus, dan sama sekali gak ada turunan. Sama sekali ga ada tanda-tanda plank atau apapun tentang curug kembar. Tapi gue dan dody tetep terusin perjalanan sampe kita ketemu sama jalanan bebatuan dan nanjak, disana banyak biker lain lagi pada istirahat, mereka mau ke curug hejo (tapi salah jalan), dody sempet nanya sama seorang diantara mereka, “kenapa berhenti?”, ibu itu jawab “lagi nunggu temen, takut gak kuat, jauh banget soalnya katanya”, weeeewww, tapi gue sama dody gak patah semangat, kita tetep lanjut, jalannya bebatuan gede dan nanjak tinggi banget, banyak warga yang bantu dorong motor tanpa minta upah (Alhamdulillah), sampe atas gue sama dody istirahat dulu di rumah warga sambil makan pop mie, sambil nanya-nanya letak curug kembar, ternyata kita gak nyasar, tapi jalannya emang jelek dan lumayan masih jauh –kata seorang warga-, sempet ketemu juga sama biker lain yang akhirnya turun lagi karena ga kuat  . setelah perut ke isi kita lanjut perjalanan lagi, rutenya emang cukup bagus banget karena Cuma lurus aja ngikutin jalan. Tapi jalannya itu yang bener-bener ancur. Kita lurus terus sampe ketemu papan ala kadarnya bertulis curug kembar. gue ikutin arah papan itu yang ternyata jalannya kecil banget, jalanan sawah, tanahnya kering dan licin, sepanjang jalan banyak warga yang bantu dorong motor (dalem hati gue takut dipinta duit banyak), ternyata free, sampe akhirnya kita ketemu sama bapak-bapak yang megang tiket masuk. Dia bantu dorong motor terus ada warung, di warung dia nyampein banyak kata, begini kalimatnya: “sebelumnya saya mau menyampaikan sesuatu sebelum kalian ke curug kembar, yang pertama terima kasih karena kalian sudah mau dating ke curug ini, kedua kami mohon maaf karena jalan dan fasilitas disini belum memadai karena disini juga baru buka, ketiga untuk masuk ke curug kembar ada biaya 10 ribu per orang dan motor 5 ribu, biaya ini kita kumpulkan untuk pembuatan jalan agar lebih layak dan lebih mempermudah pelanggan, insya allah tahun depan sudah lebih baik lagi, di sepanjang jalan tadi juga adek liat kan kalau banyak warga yang bantu dorong, dan itu free, itu fasilitas dari kami. Nanti kalau di atas adek gak kuat nanjak, adek bisa minta bawain motornya sama warga yang bantu-bantu disana” Kurang lebih seperti itu kalimatnya, dan menurut gue dan dody ini cukup baik, karena dengan hormatnya dia menyampaikan sesuatu terlebih dahulu sebelum kita ke curug. Walau fasilitas belum memadai, tapi gue gak kecewa. Setelah bayar tiket masuk, gue dan dody melanjutkan perjalanan melewati tanah- tanah kering yang licin, ternyata kita harus mengendarai motor di atas gunung yang Cuma dibatasi pagar bambu,

Alhamdulillah gue dan dody sampe juga di atas gunung sana. Dan subhanallah pemandangan di atas sana benar-benar luar biasa, gue bisa menyaksikan puluhan gunung menjulang tinggi dan jelas terlihat, mungkin kalau di hitung lebih dari 10 gunung yang jelas terlihat dari atas sana. Baguuuuuus banget, pemandangan yang wow banget. Dan diatas sana, rasanya semua lelah di perjalanan, yang harus jalan kaki ngejar motor dody karena gue harus turun dari motor, capenya jalan kaki nanjak, udah gak berasa diatas sana. Yang berasa Cuma “GUE BAHAGIA”, amazing banget. Kita sempet foto diatas sana sebelum akhirnya turun lagi untuk mencapai curug kembarnya. Dibawah kita parkir motor, dan turun lagi jalan kaki dari parkiran kurang lebih 500 meter lah. Emang cukup jauh dan sangat cape, tapi bener kata bapa tadi, setelah sampe di curug cape nya ilang, dan gak akan pernah nyesel udah jauh-jauh susah payah dateng ke curug kembar, karena faktanya subhanallah curugnya bagus banget. Demi apapun walau cape, walau harus susah payah, walau jalanan ancur dan fasilitas masih nol. Tapi perjalanan curug kembar bener-bener bikin hati takjub akan indahnya ciptaan Allh SWT, akan indahnya kota Bogor, akan indahnya Indonesia ini. Ini kisah
perjalanan pertama gue dan dody, Dan pada tanggal 27 maret 2016 gue dateng lagi ke curug kembar bareng dody, tati, dan rio. Yang tadinya Cuma mau ke curug kembar, ternyata fasilitas udah oke banget, pintu masuk curug jadi lebih deket, ruang ganti baju udah disediain, dan ternyata disana bukan Cuma ada curug kembar, tapi juga ada curug hordeng, curug buluh, dan curug ciburial, kalo di itung semua total curuggnya ada 5, yang 1 gw blm tau namanya. Semua curug disana bagus-bagus, keren-keren, jalannya juga udah oke, petugasnya ramah-ramah, sungguh menyenangkan. Sekarang disana juga ada area buat campingnya, ada juga homestaynya, bener-bener okelah fasilitas yang disediain. Untuk tiket masuknya di 2016 ini 15 rb/orang, parkir 5 rb/motor . 15 rb itu sudah masuk 5 curug yaaaa… lumayan murah kok dengan pemandangan yang disuguhkan.













CURUG COUNTRY


Berawal dari keinginan buat refres otak diakhir pekan setelah aktifitas yang padat. Terlintas di benak rasanya kalau mandi curug itu pasti seger dan cukup ilangin stress. Karena udah sering banget ke curug, gw sampe kebingungan curug mana lagi yang mau gw jelajahi?
Oke seperti biasanya gw cari referensi dulu di google sebelum akhirnya memutuskan untuk berpetualang. Setelah beberapa menit search, ketemulah gw dengan salah satu blog yang mereferensikan ke Curug Country, yang katanya mirip sama curug Niagara di Jepang. letaknya di Desa Cariu. Rutenya sama kayak mau ke Gunung Batu Jonggol dari jalan cileungsi. Tapi walau gw udah pernah ke gunung batu jonggol dan apal jalannya, tetep aja gw teteplah gw yang belum tau letak Curug Country. Seperti biasanya, gw catet dulu rute ke Curug Country di kertas selembar sebelum gw berangkat. Besoknya, masih sama dody, gw jalan dari Cilangkap, Depok jam 10:00 via cileungsi. Ikutin plank dan rute menuju gunung batu dilengkapi dengan petunjuk dikertas selembar sebagai patokannya. Diperempatan yang kalo mau ke gunung batu belok kanan ini kita ambil lurus. Ternyata kejauhan dan kita sempet nyasar. Gw sama dody istirahat sebentar di warung pinggir jalan sambil makan tahu bulat sekalian nanya arah pastinya. Setelah perut kenyang, 15 menit kemudian kita jalan lagi putar balik. Dan akhirnya radar gw aktif kembali. Disebuah gang gw liat ada plank country, akhirnya dody memberanikan diri nanya sama tukang ojek setempat, kita diarahin buat masuk ke gang itu dan ikutin jalan terus sampe ketemu lapangan. Oke dengan jarak sekitar 1 kilo meter, akhirnya gw dan dody ketemu sama plank pintu masuk curug Country. Ternyata Curugnya ada ditengah hutan yang cukup ngebuat hati cemas memasukinya karena di gerbang pintu masuk banyak anak-anak remaja sampai dewasa yang nongkrong. Secara jaman sekarang liat segerombol orang asing di tempat asing pasti pikiran bakal negative kalau gw bakal di begal dan di ambil motornya. Tapi Alhamdulillah itu hanya kekhawatiran semata saja. Setelah ketemu sama penjual karcis, gw membayar 20 ribu untuk 2 orang. Awalnya gw pikir –masih relatif-, tapi ternyata setelah sampe di parkiran yang –MASIH RUMPUT/KEBUN- gw dipintain duit lagi 10 rb buat parkir. Menurut gw itu terlalu mahal. Secara parkir doang sampe 10 rb. Akhirnya tetep gw bayar. Tanpa ada rasa was was apapun tentang bentuk dari curug itu, gw dan dody mulai turun menyebrang kali yang hampir asat. Berjalan di tengah hutan menuju curug. Gw bahagiaaa banget karena akhirnya gw dan dody sampe juga di Curug Country. Tapi setelah gw lihat curugnya, rasa bahagia itu tiba-tiba ilang. Yang tadinya ga terlalu cape jadi cape banget, dan gw mulai bilang ke dody –dod pulang yuk, aku gak suka-. Well bentuk curugnya emang keren, berundak. Tapi sayang banget airnya tipis. Dan kobangan di bawah curug tepat tempat air curug jatuh itu gak banget. Kayak empang. Kotor dan jijik. Sungainya jadi gak ngalir karna kobangan yang mirip empang itu ya Cuma seperti empang. Ga ngalir. Padahal kalo ngalir dan bersih itu keren banget. Gw jadi gabisa mandi curug. Karena emang ga ada tempat ganti baju juga. Dan ga banget deh menurut gw. Paling ga sampe 1 jam gw sama dody foto-foto terpaksa, akhirnya gw dan dody memutuskan untuk pulang dan ga ada niatan buat ke curug country lagi. Terimakasih. Sepanjang perjalanan gue bĂȘte bĂȘte ah, tapi dody nyemangatin dan bilang –gapapa, buat pengalaman. Yang penting ga penasaran lagi sama yang namanya curug country-
Terimakasih dody untuk perjalan ini 